Menjadi seorang pendidik ternyata tidak mudah, ada banyak
sekali keahlian yang harus dimiliki dan harus terasah. Banyak sekali orang yang
menanyakan “Bagaimana rasanya menjadi seorang guru.” Ku jawab, ada enak dan
tidaknya. Kemudian ada juga sebagian yang meremehkan pekerjaan ini, atas dasar
upah. Yah memang di Negara ini nasib pendidik kurang diperhatikan. Dengan gaji
yang kurang dari satu juta bagaimana untuk hidup? Akan selalu aku ingat pertama
kali diterima sebagai guru, ku bilang karena untuk mengamalkan hadis. Yakni 3
amal yang akan terus mengalir bahkan sudah mati, dan salah satunya adalah ilmu
yang bermanfaat. Jadi itu adalah motivasi ku untuk berbagi. Kemudian aku
katakana istiqomah, ah semoga.
Teknik kendaraan ringan memang bukanlah keahlianku, tapi aku
berusaha untuk bisa mengajar. Bagiku mengajar itu mengasyikan, apa yang selama
ini aku impikan. Berbagi dan bercerita, aku mengkombinasikannya. Sekarang aku
pun tahu rasanya kenapa ada beberapa guru yang tidak mengingat nama-nama
muridnya satu persatu. Hanya merekalah yang memiliki ciri khas yang unik yang
mudah dan cepat diingat. Agus salah satunya, siswa TKR yang lemah gemulai tapi
punya passion berbicara di depan orang banyak (entertaint). Dia sering sekali
membuat kelas tertawa karena sikapnya.
Dalam prinsipku aku akan mempercayai para siswa-siswiku, aku
akan berikan mereka kesempatan demi kesempatan. Tapi aku paling benci jika
mereka membohongiku, aku akan sulit dan susah kepadanya lagi. Tapi mungkin
dengan berjalannya waktu yang agak lama aku bisa kembali biasa.
Di kelas pula, ada banyak siswa yang pandai mencari alasan.
Sebenarnya aku tahu itu hanya alasan, tapi aku mencoba menyimaknya dan berusaha
mengerti. Aku pula harus belajar dimana aku harus keras kepada mereka dan
dimana harus lemah lembut.
Bagiku sekolah merupakan keluarga. Aku menghormati apa yang
ada disana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar