Kamis, 29 Juni 2017

Kisah Guru Muda



Menjadi seorang pendidik ternyata tidak mudah, ada banyak sekali keahlian yang harus dimiliki dan harus terasah. Banyak sekali orang yang menanyakan “Bagaimana rasanya menjadi seorang guru.” Ku jawab, ada enak dan tidaknya. Kemudian ada juga sebagian yang meremehkan pekerjaan ini, atas dasar upah. Yah memang di Negara ini nasib pendidik kurang diperhatikan. Dengan gaji yang kurang dari satu juta bagaimana untuk hidup? Akan selalu aku ingat pertama kali diterima sebagai guru, ku bilang karena untuk mengamalkan hadis. Yakni 3 amal yang akan terus mengalir bahkan sudah mati, dan salah satunya adalah ilmu yang bermanfaat. Jadi itu adalah motivasi ku untuk berbagi. Kemudian aku katakana istiqomah, ah semoga.
Teknik kendaraan ringan memang bukanlah keahlianku, tapi aku berusaha untuk bisa mengajar. Bagiku mengajar itu mengasyikan, apa yang selama ini aku impikan. Berbagi dan bercerita, aku mengkombinasikannya. Sekarang aku pun tahu rasanya kenapa ada beberapa guru yang tidak mengingat nama-nama muridnya satu persatu. Hanya merekalah yang memiliki ciri khas yang unik yang mudah dan cepat diingat. Agus salah satunya, siswa TKR yang lemah gemulai tapi punya passion berbicara di depan orang banyak (entertaint). Dia sering sekali membuat kelas tertawa karena sikapnya.
Dalam prinsipku aku akan mempercayai para siswa-siswiku, aku akan berikan mereka kesempatan demi kesempatan. Tapi aku paling benci jika mereka membohongiku, aku akan sulit dan susah kepadanya lagi. Tapi mungkin dengan berjalannya waktu yang agak lama aku bisa kembali biasa.
Di kelas pula, ada banyak siswa yang pandai mencari alasan. Sebenarnya aku tahu itu hanya alasan, tapi aku mencoba menyimaknya dan berusaha mengerti. Aku pula harus belajar dimana aku harus keras kepada mereka dan dimana harus lemah lembut.
Bagiku sekolah merupakan keluarga. Aku menghormati apa yang ada disana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar